MARAH
"Siapa pun bisa marah. Marah itu mudah. Tetapi, marah pada orang yang tepat, dengan kadar yang sesuai, pada waktu yang tepat, demi tujuan yang benar, dan dengan cara yang baik? bukanlah hal mudah."
Aristoteles, The Nicomachean Ethics
Beberapa hari belakangan ini mungkin sudah terlihat kalau saya ini rada-rada cepat marah, bahkan ada jugami kelas yang kena batunya. Jujur saja saya katakan klo memang belakangan ini saya itu betul-betul menyibukkan fikiranku dengan beberapa realitas kehidupan yang benar-benar membuat saya binun tujuh keliling, baik itu realitas kehidupan di dunia nyata maupun realitas kehidupan yang ada disini (dunia maya). saya ini termasuk orang yang punya cara berfikir yang kuno, selalu saja berfikir hal-hal yang sederhana jie kodong.
Sekedar berbagi keresahan :( bagi rekan2 blogger/netter, inimi yang bikin saya binun :
Kadang kita sulit membedakan yang mana idealitas dan yang mana realitas, bahkan sebagian teman-teman seperjuangan di kampus dulu sering kali membuat pernyataan "Aaach idealitas itu kan hanya ada di dunia kampus waktu kita masih kuliah, waktu kita sering berdemonstrasi, sekarang ini kita sudah berada di dunia nyata bro", memang kita harus mengakui bahwa terkadang kita sulit mengapresiasikan ide-ide kita tentang keadilan, kejujuran, dan keberanian berkata benar, ketika kita dihadapkan dengan kenyataan yang membuat kita harus mengambil sebuah tindakan yang " dianggap benar" di lingkungan kita berada. Bahkan parahnya lagi kita sudah susah membedakan mana yang benar dan mana yang dianggap benar oleh kebanyakan orang yang berada di lingkungan kita. Apakah kebenaran itu berdasarkan pendapat mayoritas ? Apakah kebenaran itu tergantung tempat ?, kebudayaan ?, agama ?. keinginan kita ?.
Kemudian yang kedua rasa penasaranku terhadap dunia blogging yang saya tekuni selama 2 bulan terahir ini benar-benar membuat waktuku tersita habis, dan bukan hanya waktuku yang tersita tapi ototku juga jadi ikut-ikutan terkuras. sampai-sampai banyak yang bilang saya ini tambah kurus dan tidak terurus. Saya binun blogku ini mestinya saya konsen saja dengan bahan kuliah ? atau juga berbicara how to make money on line ? atau tentang tulisan-tulisan yang seperti ini ? opini ? bisnis ? forex ? or what ? . Sampe saat ini pun belum punya keputusan sebenarnya blog ini saya mau fokus ke manaaaa ?
Yang ketiga adalah kesibukanku sebagai Ketua Program Studi di AMIK Profesional Makassar, yang membuat saya selalu malu di depan teman-teman seprofesi khususnya dengan pimpinan saya. Betapa tidak saya sudah (kurang lebih) 5 tahun bekerja sebagai dosen dan belum juga bisa bekerja secara profesional berdasarkan Standar Acuan Proses Belajar Mengajar yang Baik dan Benar (hehehehe...). Masih sering telat, Pangkat Akademik belum diurus, Penelitian yang belum kelar... Aspirasi mahasiswa masih di tampung.. weleh-weleh betul-betul tidak profesional bangget yah... tapi maklumlah penyakitku sering kambuh (usus buntu yang komplikasi dengan otak buntu). Mohon Maap kepada bos-bosku di kampus :) .
Selanjutnya Mahasiswa-mahasiswaku yang tersayang (we.. yang cowok2 minggirko, jangko merasa). Saya selalu merasa punya kepentingan untuk membuatko cerdas, baik itu kecerdasan IQ, EQ, SQ, dan QQ lainnya. Tapi apa daya, kemampuanku sebatas mengantar materi dan tidak bisa membawa kalian terbang kelangit harapan masa depanmu, saya hanya bisa mengantar sampai pintunya, kalian yang harus terbang sendiri, kalian yang harus menyala terang dan menerangi jagat raya ini dengan cahaya pengetahuan yang kalian temukan sendiri.
palagi di saat mid semester seperti ini JANGAN MAKO LAGI NYONTEK kodoooong. KARNA NYONTEK ITU ADALAH TINDAKAN PENGANIAYAAN TERHADAP DOSEN, susah dibedakan yang mana yang cerdas dan yang mana yang pinpinbo (pintar-pintar bodoh), yang pada akhirnya menyulitkan kita untuk mengevaluasi cara kita mengajar, kan ruginya sama kalianji juga. Karna dosen akan berfikir kalian sudah mengerti materi padahal tidak. Jadi seperti apa INDONESIA ini kalau generasi-generasi bangsa hanya mengejar gelar dan nilai yang tinggi tanpa di ikuti dengan kejujuran dan keinginan untuk belajar terus menerus ? Apa kata duniaaaaa...???
nanti bilangko lagi... e..de..de... jagonya cuman ngomong dia dulu waktu kuliah mungkin nyontek ji juga.. saya dulu, kalo tidak tauma alias ampumma' ma itu soal, KERTAS KOSONG kukumpul.
Trus jangko pernah membeda-bedakan antara dosen yang satu dengan dosen lainnya. kalo saya yang ngajar, tidak bisako disiplin, tapi kenapa kalau dosen lain, bisa jako ? JANGAN MEMANFAATKAN KEBAIKAN ORANG LAIN UNTUK KEPENTINGAN PRIBADI.itu mulaima' sedeng "marah".
Selalu saya bilang di kelas bahwa mahasiswa2ku itu adalah kelinci percobaan saya, dimana saya bisa belajar mencintai, belajar teknik-teknik mengajar yang baik, belajar sikap yang baik, belajar memaafkan.
Dan sekarang saya belajar MARAH (beda marah dan benci) tanpa diiringi dengan dendam, sebuah MARAH yang memaafkan, sebuah "marah" yang tidak marah. Sebuah marah pada laku/sikap bukan pada individu ato orangnya.
Saya belajar menguasai marah itu sendiri, berusaha mengendalikan perasaan marahku sendiri yang bisa menjadi sumber motivasi dan semangat untuk kita bisa meningkatkan kualitas hidup kita masing-masing.
Saya tidak ingin menghilangkan rasa marah pada diri saya, tapi berusaha untuk mengendalikan rasa marah itu, bukannya dikendalikan oleh rasa marah.
Karna terkadang ketika kita Marah kita malah terbawa emosi dan tidak bisa lagi mengendalikan diri. Perasaan marah merupakan hal yang sangat manusiawi, setiap kita pasti pernah marah tapi apakah kita sudah belajar untuk mengendalikan ke-MARAH-an kita ? seperti kata Aristoteles, kita harus belajar untuk marah pada orang yang tepat, dengan kadar yang sesuai, pada waktu yang tepat, demi tujuan yang benar, dan dengan cara yang baik?
Sory kalo dalam proses pembelajaranku ini sempat membuat kalian juga jengkel, binun, dan pucing. Maunya pa' irwan itu apa ???
issengi...
yang jelas untuk saat ini saya cuma mau HENING sejenak, menghilangkan segala gundah gulana, merasakan keHENINGan ditengah keramaian..............................
i love u all .
Jayalah INDONESIAKU
Aristoteles, The Nicomachean Ethics
Beberapa hari belakangan ini mungkin sudah terlihat kalau saya ini rada-rada cepat marah, bahkan ada jugami kelas yang kena batunya. Jujur saja saya katakan klo memang belakangan ini saya itu betul-betul menyibukkan fikiranku dengan beberapa realitas kehidupan yang benar-benar membuat saya binun tujuh keliling, baik itu realitas kehidupan di dunia nyata maupun realitas kehidupan yang ada disini (dunia maya). saya ini termasuk orang yang punya cara berfikir yang kuno, selalu saja berfikir hal-hal yang sederhana jie kodong.
Sekedar berbagi keresahan :( bagi rekan2 blogger/netter, inimi yang bikin saya binun :
Kadang kita sulit membedakan yang mana idealitas dan yang mana realitas, bahkan sebagian teman-teman seperjuangan di kampus dulu sering kali membuat pernyataan "Aaach idealitas itu kan hanya ada di dunia kampus waktu kita masih kuliah, waktu kita sering berdemonstrasi, sekarang ini kita sudah berada di dunia nyata bro", memang kita harus mengakui bahwa terkadang kita sulit mengapresiasikan ide-ide kita tentang keadilan, kejujuran, dan keberanian berkata benar, ketika kita dihadapkan dengan kenyataan yang membuat kita harus mengambil sebuah tindakan yang " dianggap benar" di lingkungan kita berada. Bahkan parahnya lagi kita sudah susah membedakan mana yang benar dan mana yang dianggap benar oleh kebanyakan orang yang berada di lingkungan kita. Apakah kebenaran itu berdasarkan pendapat mayoritas ? Apakah kebenaran itu tergantung tempat ?, kebudayaan ?, agama ?. keinginan kita ?.
Kemudian yang kedua rasa penasaranku terhadap dunia blogging yang saya tekuni selama 2 bulan terahir ini benar-benar membuat waktuku tersita habis, dan bukan hanya waktuku yang tersita tapi ototku juga jadi ikut-ikutan terkuras. sampai-sampai banyak yang bilang saya ini tambah kurus dan tidak terurus. Saya binun blogku ini mestinya saya konsen saja dengan bahan kuliah ? atau juga berbicara how to make money on line ? atau tentang tulisan-tulisan yang seperti ini ? opini ? bisnis ? forex ? or what ? . Sampe saat ini pun belum punya keputusan sebenarnya blog ini saya mau fokus ke manaaaa ?
Yang ketiga adalah kesibukanku sebagai Ketua Program Studi di AMIK Profesional Makassar, yang membuat saya selalu malu di depan teman-teman seprofesi khususnya dengan pimpinan saya. Betapa tidak saya sudah (kurang lebih) 5 tahun bekerja sebagai dosen dan belum juga bisa bekerja secara profesional berdasarkan Standar Acuan Proses Belajar Mengajar yang Baik dan Benar (hehehehe...). Masih sering telat, Pangkat Akademik belum diurus, Penelitian yang belum kelar... Aspirasi mahasiswa masih di tampung.. weleh-weleh betul-betul tidak profesional bangget yah... tapi maklumlah penyakitku sering kambuh (usus buntu yang komplikasi dengan otak buntu). Mohon Maap kepada bos-bosku di kampus :) .
Selanjutnya Mahasiswa-mahasiswaku yang tersayang (we.. yang cowok2 minggirko, jangko merasa). Saya selalu merasa punya kepentingan untuk membuatko cerdas, baik itu kecerdasan IQ, EQ, SQ, dan QQ lainnya. Tapi apa daya, kemampuanku sebatas mengantar materi dan tidak bisa membawa kalian terbang kelangit harapan masa depanmu, saya hanya bisa mengantar sampai pintunya, kalian yang harus terbang sendiri, kalian yang harus menyala terang dan menerangi jagat raya ini dengan cahaya pengetahuan yang kalian temukan sendiri.
palagi di saat mid semester seperti ini JANGAN MAKO LAGI NYONTEK kodoooong. KARNA NYONTEK ITU ADALAH TINDAKAN PENGANIAYAAN TERHADAP DOSEN, susah dibedakan yang mana yang cerdas dan yang mana yang pinpinbo (pintar-pintar bodoh), yang pada akhirnya menyulitkan kita untuk mengevaluasi cara kita mengajar, kan ruginya sama kalianji juga. Karna dosen akan berfikir kalian sudah mengerti materi padahal tidak. Jadi seperti apa INDONESIA ini kalau generasi-generasi bangsa hanya mengejar gelar dan nilai yang tinggi tanpa di ikuti dengan kejujuran dan keinginan untuk belajar terus menerus ? Apa kata duniaaaaa...???
nanti bilangko lagi... e..de..de... jagonya cuman ngomong dia dulu waktu kuliah mungkin nyontek ji juga.. saya dulu, kalo tidak tauma alias ampumma' ma itu soal, KERTAS KOSONG kukumpul.
Trus jangko pernah membeda-bedakan antara dosen yang satu dengan dosen lainnya. kalo saya yang ngajar, tidak bisako disiplin, tapi kenapa kalau dosen lain, bisa jako ? JANGAN MEMANFAATKAN KEBAIKAN ORANG LAIN UNTUK KEPENTINGAN PRIBADI.itu mulaima' sedeng "marah".
Selalu saya bilang di kelas bahwa mahasiswa2ku itu adalah kelinci percobaan saya, dimana saya bisa belajar mencintai, belajar teknik-teknik mengajar yang baik, belajar sikap yang baik, belajar memaafkan.
Dan sekarang saya belajar MARAH (beda marah dan benci) tanpa diiringi dengan dendam, sebuah MARAH yang memaafkan, sebuah "marah" yang tidak marah. Sebuah marah pada laku/sikap bukan pada individu ato orangnya.
Saya belajar menguasai marah itu sendiri, berusaha mengendalikan perasaan marahku sendiri yang bisa menjadi sumber motivasi dan semangat untuk kita bisa meningkatkan kualitas hidup kita masing-masing.
Saya tidak ingin menghilangkan rasa marah pada diri saya, tapi berusaha untuk mengendalikan rasa marah itu, bukannya dikendalikan oleh rasa marah.
Karna terkadang ketika kita Marah kita malah terbawa emosi dan tidak bisa lagi mengendalikan diri. Perasaan marah merupakan hal yang sangat manusiawi, setiap kita pasti pernah marah tapi apakah kita sudah belajar untuk mengendalikan ke-MARAH-an kita ? seperti kata Aristoteles, kita harus belajar untuk marah pada orang yang tepat, dengan kadar yang sesuai, pada waktu yang tepat, demi tujuan yang benar, dan dengan cara yang baik?
Sory kalo dalam proses pembelajaranku ini sempat membuat kalian juga jengkel, binun, dan pucing. Maunya pa' irwan itu apa ???
issengi...
yang jelas untuk saat ini saya cuma mau HENING sejenak, menghilangkan segala gundah gulana, merasakan keHENINGan ditengah keramaian..............................
i love u all .
Jayalah INDONESIAKU
MAAF pak klo saya menjadi salah satu mahasiswa yang melakukan penganiayaan ma dosen(nyontek,red) tp dikit usaha ji kodong, itu pun bukan nyontek spenuhnya,cuman lihat cosal ji kodong!!
BalasHapushmm..di balik sikapta yang ramah sama semua teman² di AMIK tersimpan ple suatu kegundahan atas sebuah sikap implementasi kewibawaan.
mungkin mereka b'sikap seprti itu, krna di liad kita masih muda, mw berbaur dengan kami para mahasiswa² ini jadi rasa kekeluargaan timbul, tapi yakin pa' kita ndk disiplin klo kita lagi ngajar(walo saya blom prnh di ajar)bukan berarti patoa²i ma kita, sebaliknya bentuk kegembiraan bisa mengadakn proses belajar mengajar ma kita..
:))lakbuna komenku..kujadikan mi deh bahan postinganku :p
:):):)
BalasHapuspendapat orang dan penilaian mahasiswa berbeda-beda d kampus amik profesioanal,
ada yang menanggapi qt sebagai dosen yang asik untuk diajak tukar pikiran baik itu materi atau keseharian,dan tidak banyak mahasiswa amik yang salah mengartikan perilaku dan tujuanTa sebenarnya, makanya mereka bertingkah sesuai tanggapan mereka pribadi..krna mereka berfikir dosenku yang satu ini gauljie.......
bisajie di ajak main2...,walaupun jauh di batas antara dosen dan mahasiswa atau batas antara yang mana lebih tua...,
krna kedekatan mereka ma kita jadi sedikit pengurangan yang namanya hormat sama dosenku....
TAPI MENURUT SAYA LAIN PAK...
WE...SEMUA MAHASISWA HARGAI ITU DOSENMU.....
SUPAYA KAU JUGA BISA JADI GELAR MAHASISWA YANG SOPAN SANTUNNYA SAMA YANG TUA........
Qt yang selalu bermain, tapi Qt juga bisa bedakan hormat sama orang yang lebih tua dan sayang ma yang lebih kecil
W INGATKO...itu mahasiswa,
Nassami,...........
kalo saya di luar kelas bisa becanda dan humor tapi kalo didalam kelas, saya bisa marah kalo saya lagi ngomong gak di dengerin, makanya murid ku pada takut.., ttapi beda kalo sama mahasiswa mo dengerin atao gak kuliah jalan terus yg rugi mahasiswa itu sendiri... selamat yah..udah bisa marah
BalasHapusklo soal ginian saiya gak tau dah.
BalasHapustapi jika saiya jadi seorang dosen, saya pasti memberikan yang terbaik buat anak didik saiya, dan harus saiya bisa memberikan contoh yang baik kepada anak didik. :D
Marah-marah dan marah,itu sifat memang manusiawi untuk seorang manusia!!Tpi perlu kita ketahui rasa marah punya batasan dan dosisnya.Saya bangga ma bapak krn masih bisa marah b-(,menurut saya marah itu juga anugrah untuk hamba yang bernyawa.Sama halnya dengan mahluk ciptaan lainnya yang marah ketika teraniyaya dan sebagainya.Salut untuk Bapak:)
BalasHapusaduh aduh.. sabar ya mas... :)
BalasHapusuntuk semua mahasiswaku sory yach.. kalo ada yang juga terinfeksi "virus marah"ku ...
BalasHapusini juga saya belajar marah dan mengendalikan marah butuh energi besar.
Thanx buat teman2 yang lain atas komentarnya. ini juga adalah refleksi kecintaan saya terhadap semua mahasiswa dan mahasiswiku. dan juga kepada bunda pertiwiku (indonesia) yang sangat kucintai, yang telah mengajarkan saya banyak hal selama ini.
Jangan sering marah pak nanti cepet tua, buat pak dosen semoga sukses selalu dan mahasiswa nya jadi anak yang berguna bagi agama, bangsa & negara, tapi yang utama untuk kedua orang tua nya
BalasHapusmaklum pak mahasiswa ta kebanyakan tidak pintar berenang makanya harus bawa pelampung. nakke tenaja kodong ka pintarma berenang.sayangya sisi penyair dan pengarangku slalu timbul pada saat ujian.
BalasHapusbagaimanapun..kita pernah jadi mahasiswa/
BalasHapus